Lebih dari 1500 Orang di Jerman masuk islam

Lebih dari 1500 Orang di Jerman mengatakan Shahada di The Shahada adalah deklarasi Muslim Iman.

Astaghfer
ALLAH ALATHEEM; yang mengatakan kepada Anda berteriak takbir ketika ayat ini jelas mengatakan Sabeh dan Estaghfer ketika Anda melihat orang-orang masuk Islam.

Bab 110

Ketika datang Bantuan Allah, dan Kemenangan,

{2} ورأيت الناس يدخلون في دين الله أفواجا

Dan Anda melihat orang masuk agama Allah dalam keramaian,

{3} فسبح بحمد ربك واستغفره إنه كان توابا

Bertasbih serta memuji Tuhanmu, dan berdoa untuk Pengampunan-Nya: karena Dia adalah Maha-Kembali (dalam Grace dan Mercy).


MUI Jawa Timur: Kalau Syiah Kuat, Ada Kemungkinan Akan Merebut Kekuasaan

Pembakaran Pondok Syi’ah di Sampang: Pemicu Amuk Massa Diduga Pondok Syiah Melanggar Perjanjian

  • Sebaiknya, Syiah tidak berkembang menjadi besar di Indonesia. Sebab, kalau Syiah kuat, ada kemungkinan akan merebut kekuasaan. Kemudian, kekuasaan itu menjadi program dan paham Syiah.
  • “Ini seperti yang terjadi di Iran. Di sana Syiah dan Sunni sama-sama besar sehingga sering terjadi konflik. Inilah yang menjadi salah satu alasan MUI Jatim telah mengeluarkan saran kepada pemerintah dan masyarakat agar mewaspadai Syiah,” kata Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori.
  • MUI Jatim menilai, kasus pembakaran pesantren syiah di Madura itu bagai bom waktu yang telah meledak.
  • Ada dua kesepakatan yang diminta ulama Sunni kepada jemaah Syiah yakni, para jemaah Syiah yang ada di Bangkalan, Madura, tidak diizinkan untuk melakukan penyebaran Syiah di kawasan Bangkalan. Pemerintah Kabupaten berencana akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) baru mengenai pelarangan penyebaran terhadap agama yang dianggap menyesatkan dan meresahkan masyarakat.
  • Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983.

Tentang:HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI’AH (disebutkan) UMAT ISLAM INDONESIA. Adapun Umat Islam Indonesia adalah termasuk golongan ahlus Sunnah wal jama’ah yang mempunyai pandangan yang berbeda dengan golongan Syi’ah.

Pembaca perlu ingat, menurut literature Islam dan bukti kenyataan, Syi’ah termasuk induk aliran sesat, merusak aqidah dan ambisi kekuasaan, kemudian membantai Sunni dan menutup masjid-masjid Sunni seperti di Iran. Di Teheran, begitu dikuasai Syiah sejak 1979, maka sudah tidak ada satu masjid Sunni pun, dan Syaikh Syiah, Syaikh Taskhiri pernah ditanya wartawan ketika dia di Afrika Utara, apakah boleh mendirikan masjid Sunni di Teheran, dijawab, sampai sekarang belum waktunya.

Dalam sejarah, Syi’ah juga bersekongkol dengan pembatai dari Tartar Mongol sehingga Baghdad jatuh, Ummat Islam dibantai, di zaman kekhalifahan Baghdad. Dan Syiah bukanlah madzhab seperti 4 madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) namun kalau disebut madzhab adalah madzhab perusak Islam, di antaranya menuduh murtad para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan Aisyah Ummul Mukminin (ibunya Ummat Islam) isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dianggap binasa di neraka hingga diperingati kebinasaannya di neraka oleh Syiah di London Ramadhan 1431H/ 2010. (lihat nahimunkar.com, Pesta Syiah di London Mencaci ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha,6 August 2011 http://nahimunkar.com/7673/pesta-syiah-di-london-mencaci-%E2%80%98aisyah-radhiyallahu-%E2%80%98anha-2/)

Tentang kasus pembakaran tempat syiah di Sampang Madura, inilah berita-beritanya dan sikap para ualama terhadap kasus bahayanya Syi’ah itu.

***

Pondok Syiah di Sampang Dibakar Massa, Dituding Sebar Aliran Sesat

Sampang - Sebuah pesantren di Dusun Nangkrenang Desa Karang Gayam Kecamatan Karang Penang, Sampang, Madura, dibakar. Pembakaran ini diduga karena pesantren milik tokoh Islam Syiah, KH Tajul Muluk memaksakan faham syiah ke lingkungan sekitar.

Ratusan warga sekitar memaksa masuk lokasi dengan membakar mushola dan rumah tanpa ampun. Selain membakar, warga membawa senjata tajam untuk merusak rumah dan mengusir penghuni rumah agar tidak lagi menyebarkan aliran Islam yang sudah diyakini warga.

Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Roy Aquari Prawiro Sastro membenarkan kejadian tersebut. “Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB, tapi kasus ini sudah diambil alih Polda Jatim,” kata Roy saat dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (29/12/2011).

Hingga pukul 14.00 WIB, polisi yang semula diancam tidak diperbolehkan masuk, kini sudah bisa dikuasai. Dari pantauan detiksurabaya.com, lokasi rumah dan mushola sudah rata dengan tanah.

(fat/nrl) Kamaluddin – detikNews Kamis, 29/12/2011 14:55 WIB

***

Kamis, 29/12/2011 15:17 WIB

Pembakaran Pondok Syi’ah di Sampang

Pemicu Amuk Massa Diduga Pondok Syiah Melanggar Perjanjian

Kamaluddin – detikSurabaya

Puing-puing pondok syiah/Kamaluddin/dtksrby

Sampang - Amuk massa warga Dusun Nangkrenang Desa Karang Gayam Kecamatan Karang Penang, Sampang, Madura, dipicu lantaran penganut faham syiah melanggar perjanjian dan kesepakatan.

Pondok yang sudah berdiri sejak tahun 2006 itu tetap menyebarkan aliran agama yang sudah diyakini warga. Padahal menurut perjanjian sebelum puasa ramadan 2011 lalu, pihak pondok syiah berjanji tidak akan menyebarkan agama yang dianggap fahamnya terlalu jauh dengan umat Islam.

Sebelumnya polisi sudah mendamaikan kedua belah pihak, namun karena dianggap tetap melakukan penyebaran aliran kepada orang yang sudah beragama, warga pu mengamuk.

“Kami belum bisa menjelaskan secara detail. Sebelumnya kita sudah melakukan upaya perdamaian kedua belah pihak, bahkan pihak syiah berjanji tidak akan menyebarkan aliran yang dianggap warga meresahkan,” kata Kapolres Sampang AKBP Solehan kepada wartawan di lokasi, Kamis (29/12/2011).

Sementara wartawan yang akan meliput kejadian tersebut sempat dihalang-halangi warga, bahkan seorang wartawan dikejar dengan parang. Namun setelah polisi melakukan mediasi, wartawan pun diperbolehkan meliput setelah bangunan mushola dan rumah milik KH Tajul Muluk, rata dengan tanah.

(fat/fat)

***

MUI Jatim: Kasus Syiah di Madura Sebagai Bom Waktu Yang Telah Meledak

29 Dec 2011 // 17:01

SURABAYA (suarakawan.com) – MUI Jatim tidak terkejut dengan kejadian pembakaran mushalla dan rumah penganut Syiah di sebuah pesantren di Dusun Nangkrenang Desa Karang Gayam Kecamatan Karang Penang, Sampang, Madura.

“Ibaratnya sebagai bom waktu yang telah meledak. Sudah sejak lama, warga disana menginginkan agar penganut Syiah hijrah saja, tidak berdiam disana,” kata Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori di Surabaya, Kamis (29/12).

Menurutnya, tidak mudah mengembangkan Syiah di Madura dibandingkan dengan daerah lain. Mayoritas warga di Madura tidak menyetujuinya. Selama Syiah masih ada disana, akan terus menjadi masalah. “Jadi, sebaiknya Syiah yang tahu diri,” ucapnya.

Sebaiknya, kiai Somad menilai, Syiah tidak berkembang menjadi besar di Indonesia. Sebab, kalau Syiah kuat, ada kemungkinan akan merebut kekuasaan. Kemudian, kekuasaan itu menjadi program dan paham Syiah.

“Ini seperti yang terjadi di Iran. Di sana Syiah dan Sunni sama-sama besar sehingga sering terjadi konflik. Inilah yang menjadi salah satu alasan MUI Jatim telah mengeluarkan saran kepada pemerintah dan masyarakat agar mewaspadai Syiah,” ungkapnya.

Agar konflik dengan Syiah ini tidak meluas, kiai Somad memberilkan saran sebaiknya penganut Syiah dilokalisir saja. Tidak bermasayarakat dengan warga lain yang berpaham beda. Ini menjadi tugas pemerintah,” tuturnya.

Mengenai pemicu konflik terhadap Syiah di Madura, kiai Somad mengaku lebih kepada perbedaan faham. Diantaranya, sistem ibadah yang berbeda, penerimaan nikah mut’ah (kontrak), dan adzan yang ditambah. Adzan mereka itu ditambahi dengan kalimat ‘hayya ala khoiril amal’ dan ‘asyhan-du anna ‘aliyyan waliyullah’.

Bagi masyarakat non Syiah, sudah tentu ini melenceng. “MUI Jatim sudah menginstruksikan MUI Sampang turun ke lokasi dan mengupayakan suasana kondusif di daerah itu. Perwakilan MUI Jatim di Madura juga diperintahkan meninjau lokasi guna meredam provokasi yang mungkin akan muncul lagi,” paparnya. (Bng/jto) (suarakawan.com)

***

Ulama Sunni Melarang Penyebaran Syiah di Madura

BANGKALAN - Para Ulama Sunni di Bangkalan, Madura, Jawa Timur memanggil pengurus Syiah agar peristiwa pembakaran seperti yang terjadi di Sampang tidak terjadi. Namun ketegangan terjadi saat keduanya bertemu.

Kamis malam, para ulama Sunni Bangkalan, Madura, memanggil jemaah Syiah agar bentrokan yang berbuntut pembakaran pondok pesantren (Ponpes) di Sampang tidak terjadi di Bangkalan. Namun pertemuan tegang karena jemaah Syiah tidak terima dianggap melakukan penyimpangan terhadap ajaran agama Islam.

Berdasarkan pantauan Okezone, Kamis (29/12/2011) awal ketegangan terjadi ketika ulama Sunni mengajukan keberatannya terhadap ajaran Syiah yang dianggap melakukan penyimpangan ajaran Agama Islam. Beberapa penyimpangan yang diklaim Sunni ialah mengesahkan kawin mut’ah atau pernikahan tanpa adanya wali atau saksi. Kemudian Syiah juga dituduh tidak mewajibkan pengikutnya melakukan salat Jumat.

Sontak dua orang perwakilan jemaah Syiah, yakni Ibrahim dan Haidar Sarif membantahnya. Menurut keduanya, Syiah tidak pernah mengajarkan untuk tidak melaksanakan salat Jumat dan kawin mut’ah. Namun ketegangan ini berhasil dinetralisir oleh para ulama Sunni.

Ada dua kesepakatan yang diminta ulama Sunni kepada jemaah Syiah yakni, para jemaah Syiah yang ada di Bangkalan, Madura, tidak diizinkan untuk melakukan penyebaran Syiah di kawasan Bangkalan. Pemerintah Kabupaten berencana akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) baru mengenai pelarangan penyebaran terhadap agama yang dianggap menyesatkan dan meresahkan masyarakat. Nantinya rancangan Perda ini akan diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk ditinjau ulang.

(Taufik Syahrawi/Sindo TV/abe) Jum’at, 30 Desember 2011 05:00 wib (Okezone)

***

Sejumlah perbedaan pokok antara sunni dengan aliran sesat Syi’ah

Berikut ini kutipan sebagian Surat Edaran departemen Agama (kini Kementerian agama).

Surat Edaran Departemen Agama

No: D/BA.01/4865/1983

Tanggal: 5 Desember 1983

Tentang:

HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI’AH

UMAT ISLAM INDONESIA

Adapun Umat Islam Indonesia adalah termasuk golongan ahlus Sunnah wal jama’ah yang mempunyai pandangan yang berbeda dengan golongan Syi’ah, antara lain sebagai berikut:

  • Memandang sahnya ke Khalifahan Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka inilah yang disebut Khulafa ur-Rasyidin.
  • Khalifah (yang dalam golongan Syi’ah dinamai Imam) adalah manusia biasa yang dapat salah dan lupa. Jadi tidak ma’shum sebagaimana pandangan Syi’ah.
  • Mengharamkan nikah mut’ah.
  • Mengakui adanya Ijma’, Qiyas dan Ijtihad dalam bentuk-bentuk lain.
  • Dan lain-lain pandangan yang berbeda dengan golongan Syi’ah.

BAGAN PERBANDINGAN

Untuk memperoleh gambaran yang jelas, di bawah ini diberikan daftar perbedaan antara faham Syi’ah dan faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

HAL AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH SYI’AH PENJELASAN
Kedudukan Ali Sebagai Khalifah ke IV dan termasuk salah satu dari Khulafa Rasyidin. 1. Sebagai Imam yang maksum, yaitu terjaga dari salah dan dosa.2. Memiliki sifat-sifat Ketuhanan, dan mempunyai kedudukan di atas manusia. Tidak terdapat dalam ajaran Islam.
Kedudukan Abu Bakar, Umar dan Usman Sebagai Khalifah ke I, II dan III dan termasuk Khulafa Rasyidin 1. Kekhalifahannya tidak sah, karena menyerobot dari pemiliknya yang sah yaitu Ali.2. Mengingkari dan mengutuk kedua beliau itu. Pengingkaran dan pengutukan disini menurut golongan Syi’ah termasuk soal prinsip yang harus dilakukan. Ahlus Sunnah berpendapat orang tak boleh mengutuk saudara seagamanya.
Kedudukan Kekhalifahan (Khilafah) 1. Pemimpin umat yang harus memenuhi syarat-syarat kepemimpinannya.2. Siapapun dapat menduduki jabatan ini asal memenuhi syarat dan dengan cara yang sah.3. termasuk masalah keduniaan dan kemashlahatan. 1. Khalifah atau lebih tepat Imam harus keturunan Ali dan bersifat maksum.2. Mempunyai sifat-sifat Ketuhanan.3. Kedudukannya lebih tinggi dari manusia biasa, sebagai perantara antara Tuhan dan manusia.

4. Termasuk masalah keagamaan dan menyangkut keimanan (Rukun Iman).

5. Sebagai penjaga dan pelaksana syari’at.

6. Apapun yang dikatakan atau diperbuat dianggap benar, dan yang dilarang dianggap salah.


Ijma’ Sebagai sumber hukum ketiga. 1. Tidak ada Ijma. Ijma dalam pengertian biasa berarti memasukkan unsur pemikiran manusia dalam agama, dan itu tidak boleh.2. Ijma hanya dapat diterima apabila direstui oleh Imam, karena Imam adalah penjaga dan pelaksana Syari’at.
Hadits 1. Sebagai sumber hukum kedua2. Dapat diterima bila diriwayatkan oleh orang yang terjamin integritasnya, apapun golongannya. Penerimaan hadits dilakukan secara diskriminatif. Hanya hadits yang diriwayatkan oleh Ulama Syi’ah saja yang diterima. Golongan Syi’ah bersikap diskriminatif. Golongan Ahlus Sunnah bersikap terbuka.
Ijtihad 1. Mengakui adanya Ijtihas sebagai dianjurkan oleh Qur’an dan Hadits.2. Ijtihad adalah sarana pengembangan hukum dalam bidang-bidang keduniaan. Ijtihad tidak diperkenankan karena segala sesuatu harus bersumber dan tergantung Imam. Kekuasaan Imam menurut Syi’ah bersifat religius otoriter.
Nikah Mut’ah 1. Tidak boleh.2. Dipandang sebagai menyerupai perzinahan.3. Dipandang merendahkan derajat wanita.

4. Mentelantarkan anak/keturunan.

Dihalalkan dan dilaksanakan serta merupakan identitas dari golongan Syi’ah Imamiah. Ahlus Sunnah memandang nikah Mut’ah mengandung segi-segi negatif pada masyarakat.Golongan Syi’ah berorientasi kepada kepentingan dan kesenangan pribadi.

Selengkapnya silakan akses: http://nahimunkar.com/5247/surat-edaran-departemen-agama-tentang-hal-ikhwal-mengenai-golongan-syi%E2%80%99ah/.

Fatwa MUI menegaskan:

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut:

Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.

Selengkapnya dapat diakses: http://nahimunkar.com/4454/fatwa-mui-tentang-syiah/

Kelompok Sesat Syiah Kepung Markaz Ahlus Sunnah Salafi di Dammaj – Yaman

jadeednews.com

  • Markaz Darul Hadits Dammaj, Yaman, dikepung oleh milisi Syiah sejak awal bulan Dzulhijjah, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Yahya bin Ali al Hajuri.
  • Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly: Nasihat kami kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman secara umum adalah hendaknya mereka tolong-menolong dan bahu membahu untuk menghadang orang-orang Rafidhah yang merupakan musuh-musuh Alloh, musuh-musuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan musuh-musuh agama yang shahih ini.
  • Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly: Konflik antara Ahlus sunnah dan rafidhah sebagaimana konflik Islam dan orang kufur (kafir) sehingga Ahlus Sunnah di mana pun mereka berada di Yaman dan lainnya, maka bangkit untuk membantu saudara-saudara mereka dengan kehadiran Anda dengan darah dan harta untuk mematahkan punggung rafidhah dan semua musuh Islam di mana pun mereka berada.

Inilah berita, nasihat, dan fatwa tentang dikepungnya Darul Hadits markaz Salafi di Dammaj Yaman oleh aliran sesat Rafidhah Hutsiyah.

***

Kelompok Syiah Mengepung Markaz Salafy di Dammaj – Yaman

Sudut Kawasan Dammaj – Yaman

Salah Satu Sudut Darul Hadits Dammaj – Yaman

Gejolak politik yang terjadi di Yaman membuat bentrok sektarian tak terhindarkan terjadi di negeri itu. Dilaporkan, terjadi bentrok antara kelompok Syiah Yaman dan Salafy Yaman di kawasan Dammaj, Yaman yang berlangsung sejak awal Dzulhijjah.

Dilaporkan, kelompok Syi’ah melakukan upaya blokade dan pengepungan terhadap Markaz Darul Hadits Dammaj, Yaman. Markas Darul Hadits Dammaj adalah markas kelompok yang menamakan diri mereka sebagai kelompok salafiyin. Tidak ada penjelasan detail sejak kapan pengepungan berlangsung. Demikian laporan yang ditulis Rabi bin Hadi ‘Umair al Madkhali yang diperoleh dari situs Sahab.

Rabi bin Hadi ‘Umair al Madkhali, salah seorang pemimpin kelompok Salafi, juga mengajak para pengikutnya untuk melawan serangan kelompok Syiah, di Dammaj, Yaman melalui surat tertanggal 4 Dzulhijjah 1432 H yang dipublikasikan di Sahab.net.

Menurut sumber lain, Markaz Darul Hadits Dammaj, Yaman sudah dikepung oleh milisi Syiah sejak awal bulan Dzulhijjah, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Yahya bin Ali al Hajuri.

Pengepungan oleh kelompok Syiah disinyalir sebagai upaya memprovokasi kelompok Salafiyin agar terpancing untuk marah dan menyerang.

Terjadi kontak senjata dan saling tembak pada Kamis, 7 Dzulhijjah 1432 (4 November 2011), antara milisi Syiah dan santri Darul Hadits Dammaj murid-murid Syaikh Yahya bin Ali al Hajuri.

Sejak 2 tahun ini, mayoritas pegunungan di sekitar Dammaj memang dikuasai kelompok Syi’ah, kecuali Gunung Shomma’, Gunung Baroqoh, Gunung Thullab.
Menurut sumber kelompok Salafy, enam bulan lalu tentara pemerintah yang awalnya menjaga Gunung Shomma’ berkhianat dengan menyerahkan gunung itu ke Syi’ah.

Sementara beberapa hari lalu pada akhir bulan Dzulqa’dah, Gubenur Sho’dah telah datang ke Dammaj mengajak kedua kelompok yang bertikai untuk berdamai. Namun kedatangan gubernur tidak membawa hasil yang baik.

Sampai hari ini, masih dilaporkan situasi di Dammaj masih tegang menyusul konflik lama antara kelompok Syiah dan Salafy Darul Hadits Dammaj, Yaman.

Diposting Senin, 07-11-2011 | 14:43:24 WIB

(muslimdaily/bbs)

Sebarkan informasi ini dengan mengharap ridha Allah SWT…

Video Upaya Pengepungan Syiah atas Darul Hadits Dammaj

http://muslimdaily.net/berita/internasional/markaz-salafy-dikepung-kelompok-syiah-di-dammaj-yaman.html

***

Nasihat Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly Kepada Ahlus Sunnah Berkaitan Dengan Pengepungan Syi’ah Rafidhah Terhadap Dammaj

NOV 2

Posted by abuhurairohjakarta

Nasihat Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly Kepada Ahlus Sunnah Di Yaman Berkaitan Dengan Pengepungan Syi’ah Rafidhah Terhadap Dammaj

Alhamdulillahi wahdah, wash shalatu was salamu ‘ala man laa nabiyya ba’dah. Amma ba’d :

Ini adalah sebuah nasihat yang berharga dari Fadhilatusy Syaikh Dr. Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullahu ta’ala yang beliau sampaikan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang datang setelah pelajaran beliau yang ke-38 dari syarh kitab “Mufidul Anam wa Nurudh Dhullam fi Tahriril Ahkam li Hajji Baitillahil Haram” di Masjid Bani Salamah di Madinah Nabawiyyah hari Ahad, 3 Dzulhijjah 1432 H. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan pengepungan Ar Rafidhah Al Hutsiyyin –semoga Alloh menjadikan mereka hina- terhadap kota Dammaj di Yaman sejak beberapa hari yang lalu hingga hari ini. Berikut ini transkrip pertanyaan dan jawabannya :

Pertanyaan (dibaca sendiri oleh Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullahu ta’ala) ;

Ini juga pertanyaan dari Yaman. Penanya berkata : “Wahai syaikh kami – hafidhakallah- atas kemuliaan ilmu anda, bukan perkara yang samar tentang apa yang dijumpai oleh saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj berupa pengepungan besar yang dilakukan oleh orang-orang Rafidhah –semoga Alloh menjadikan mereka hina- . Maka apa nasihat dan bimbingan anda berkaitan dengan kenyataan ini, sama saja apakah nasihat itu bagi Ahlus Sunnah secara umum atau bagi Ahlus Sunnah di Dammaj ?

Jawaban Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullah ta’ala :

Alhamdulillah. Orang-orang Rafidhah senantiasa berada di atas permusuhan terhadap ahlul Islam sejak hari pertama (kemunculan mereka). Mereka menanti-nanti (mengharap) marabahaya menimpa ahlul Islam –semoga Allah menimpakan hukuman yang berhak mereka terima- . Tidaklah ada kekacauan yang menimpa Ahlus Sunnah, melainkan mereka memiliki andil di dalamnya. Jatuhnya Daulah ‘Abbasiyyah dahulu disebabkan campur tangan mereka. Dan tidaklah ada bencana yang menimpa umat Islam kecuali mereka memiliki andil yang besar di dalamnya. Kita meminta ‘afiyah dan keselamatan kepada Alloh.

Nasihat kami kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman secara umum adalah hendaknya mereka tolong-menolong dan bahu membahu untuk menghadang orang-orang Rafidhah yang merupakan musuh-musuh Alloh, musuh-musuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan musuh-musuh agama yang shahih ini. Ini yang kami nasihatkan kepada mereka. Hal ini dilakukan dengan cara menjelaskan madzhab ahlul haq dan menyebarkannya di antara manusia. Juga dengan merendahkan dan membongkar madzhab Rafidhah yang rusak, serta menjelaskan, menelanjangi dan memaparkan aib-aib mereka kepada manusia sehingga mereka mengetahui kebusukan Rafidhah. Inilah yang sepantasnya dilakukan. Juga wajib bagi mereka untuk bersungguh-sungguh dalam menyebarkan dakwah yang shahih, serta menyebarkan dan menolong sunnah.

Adapun saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj, maka kita berdoa kepada Alloh ta’ala untuk kebaikan mereka. Kita berdoa kepadaNya dengan namaNya yang paling agung yang jika diminta dengannya pasti Dia akan memberi, dan jika dipanggil dengannya pasti Dia akan menjawab, (kita meminta) supaya Dia menghinakan orang-orang Rafidhah yang najis dan kotor itu, supaya Dia memusnahkan mereka sampai ke akar-akarnya dan menyingkirkan mereka secara total, (kita meminta) supaya Dia mencerai beraikan kelompok mereka serta mematahkan kekuatan mereka, dan supaya Dia memecah belah barisan mereka, serta (kita meminta) agar Dia Yang Maha Suci tidak memberikan pertolongan kepada mereka. Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Dzat yang diminta.

Kami juga mewasiatkan kepada mereka (Ahlus Sunnah di Dammaj) agar bersabar dan memohon kepada Alloh ta’ala, serta mengerahkan apa yang mereka sanggupi. Tidak ada perbuatan yang lebih besar daripada berdoa dan memohon kepada Alloh Jalla wa ‘Ala agar Dia menolong agamaNya dan meninggikan kalimatNya. Doa adalah senjata yang agung yang mana banyak orang telah lalai darinya. Mereka berlindung kepada perberkalan yang bersifat materi- yaitu senjata- atau perlawanan yang bersifat dhahir- yaitu perlawanan dengan senjata-, tetapi mereka lalai dari senjata maknawi yang agung, yaitu :

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ

“Jika Alloh menolong kalian, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kalian. Jika Alloh membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka sesudah itu siapakah yang dapat menolong kalian (selain) Alloh?” (Ali Imran : 160).

Maka wajib bagi mereka untuk berdoa kepada Alloh, menghadap, dan memohon kepadaNya agar menghilangkan dari mereka apa yang telah menimpa mereka.

Saya juga mewasiatkan kepada mereka agar tetap kokoh dan menolak dari diri mereka kedhaliman orang-orang yang telah berbuat aniaya kepada mereka. Hendaknya mereka mengusir orang-orang tersebut dengan apa yang mereka mampu.

Wajib bagi saudara-saudara kita Ahlus Sunnah untuk menolong mereka di Dammaj. Kita katakan : Inilah agama. Walaupun kita telah membantah Yahya Al Hajuri atau kita telah membantah fulan, maka yang namanya bantahan dan menjelaskan kebenaran adalah sebuah perkara. Sedangkan menolong Ahlus Sunnah dan keluarga mereka adalah perkara yang lain. Sehingga wajib bagi Ahlus Sunnah yang dekat dengan Dammaj – yang terdekat lalu yang agak jauh – untuk menolong saudara-saudara mereka. Hendaknya mereka berdiri dengan mereka (Ahlus Sunnah Dammaj) pada satu barisan, menolong mereka dan berperang bersama untuk menghadapi orang-orang yang dhalim dan melampaui batas itu. Wajib berjihad – bagi Ahlus Sunnah yang terdekat lalu yang agak jauh – bersama mereka untuk menghadapi orang-orang Rafidhah itu.

Jangan ada seorangpun yang menyangka bahwa walaupun kami sudah membantah Yahya Al Hajurry di Dammaj, lantas kami akan mengorbankan Sunnah – kami berlindung kepada Allah dari hal itu -. Ahlus Sunnah adalah saudara dan keluarga kita di setiap waktu dan tempat. Kita marah karena membela mereka, kita senang karena kegembiraan mereka, dan kita merasa terluka karena kepedihan yang mereka rasakan. Maka wajib bagi Ahlus Sunnah di Yaman secara umum untuk menolong mereka dan berdiri bersama mereka untuk menghadapi orang-orang Rafidhah Al Hutsiyyin yang dhalim dan menyangka bahwa mereka akan membuat Ahlus Sunnah menjadi hina. Wajib bagi saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman untuk menolong saudara-saudara mereka di Dammaj. Jika mereka mampu, hendaknya mereka menutup ruang gerak orang-orang Rafidhah itu dari belakang sehingga ada (Ahlus Sunnah) yang menjadi bagian lain di sekitar mereka jika mereka mengepung Dammaj. Sehingga sebaliknya, Ahlus Sunnahlah yang kemudian mengepung mereka dan tidak memberikan pertolongan kepada mereka.

Ini yang kami wasiatkan kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman untuk menolong saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Dammaj dengan setiap perkara yang mereka mampu. Wallohu a’lam.

Wa shallallahu wa sallam wa barak ‘ala ‘abdihi wa rasulihi nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.”

—————-

Perhatian : Tanya jawab ini ditranskrip oleh Al Akh Al Fadhil ‘Abdush Shamad Al Hulandy.

Untuk mendownload versi audionya, silahkan buka salah satu link berikut :

http://up.ye14.org/downloadf-yeMohamedBenHadiHissarDammaj-rar.html

http://www.reeem.info/upload/download.php?id=965

http://sites.google.com/site/documents6587/home/MohamedBenHadiHissarDammaj.rar

Abdullah As Salimi, Dzulhijjah 1432 H

Forum Al Wahyain As Salafiyyah

http://wahyain.com/forums/showthread.php?t=2447&fb_source=message

http://semogakamiselamat.wordpress.com/2011/11/02/nasihat-syaikh-muhammad-bin-hadi-al-madkhaly-kepada-ahlus-sunnah-berkaitan-dengan-pengepungan-syiah-rafidhah-terhadap-dammaj/

http://nahimunkar.com/9345/kelompok-sesat-syiah-kepung-markaz-ahlus-sunnah-salafi-di-dammaj-yaman/

MUI Putuskan Syiah di Sampang Sesat

Sampang – Majelis ulama indonesia (MUI) cabang Sampang, dengan tegas menyatakan aliran syiah yang ada di Dusun Nangkernang Desa Karang gayam Kecamatan Omben Kabupaten Sampang sesat.

Hal itu di sampaikan oleh Ketua MUI Sampang KH. Bukhori Maksum, di kantor Kejaksaan Negeri jalan Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Kota, Sabtu (31/12/2011) .

Dia menilai Syiah di kampung tersebut, telah menyimpang dari ajaran ahli sunnah waljamaah. Selain itu perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Bahkan, menurutnya ada beberapa ajaran yang menyimpang.

Antara lain, mereka memiliki tiga syahadad, dalam menjalankan shalat mereka hanya melaksanakan 3 waktu dalam sehari, mengharamkan shalat Jumat dan mereka juga menuding bahwa Al-Quran yang beredar sekarang bukan asli lagi. “Saya nyatakan Syiah di sampang adalah alirat sesat,” terangnya.

Menurut KH.Bukhori Maksum, data dan informasi tersebut bersumber dari salah satu mantan santri Syiah yang sekarang sudah kembali ke ajaran ahli sunnah waljamaah, “Kami mendapat informasi ajaran-ajaran Syiah yang menyesatkan ini dari beberapa mantan santri Syiah,” ujarnya.

Dia menambahkan, konflik antara Syiah dan Sunni karena permasalahan keluarga di dusun Nangkernang Desa Karang Gayam Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang sebenarnya telah terjadi sejak 2004. “Ibarat bisul, saat ini sudah waktunya meletus.” [beritajatim.com] INILAH.COM, Oleh: Nasional - Sabtu, 31 Desember 2011 | 10:55 WIB


http://nahimunkar.com/10450/mui-putuskan-syiah-di-sampang-sesat/

Heboh Kasus Syiah, Umar Shihab Disebut Berdusta dan Meresahkan

Umar Shihab agar diadili, karena pernyataannya justru meresahkan warga Madura.

  • Wawancara salah satu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr Umar Shihab di statsiun TV swasta (1/1 2012) yang mengatakan MUI tidak pernah menfatwakan ajaran Syi’ah itu sesat mendapat reaksi keras.
  • Pernyataan Umar Shihab dalam membela syi’ah tak pelak jauh dari fakta dan kebenaran, ungkapan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa larangan terhadap syi’ah adalah kebohongan yang nyata.
  • Sebenarnya, Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 M menyatakan: Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
  • Zein Alkaf seorang pengurus MUI Jawa Timur mendesak agar Umar Shihab diadili oleh MUI Pusat, karena pernyataannya itu justru meresahkan warga Madura.

Inilah beritanya.

***

Umar Shihab berdusta, katakan MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa sesat terhadap Syi’ah

JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Umar Syihab tanpa melakukan verifikasi menyatakan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Syiah sebagai aliran sesat.

Lebih dari itu, terhadap insiden pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura beberapa waktu lalu, Umar menuduh insiden hanyalah ditumpangi pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat Islam dengan kedok ajaran Syiah yang dituding sesat.

“MUI tidak pernah menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar sama halnya dengan ahli sunnah wal jama’ah ialah mazhab yang benar dan mazhab dua tersebut sudah ada sejak awal Islam,” katanya di rumahnya kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (1/1).

Ajaran Syiah, tegas dia, sudah diakui di dunia islam sebagai mazhab yang benar sampai saat ini. “Karena itu jangan kita membuat peryataan yang bisa mengeluapkan gejolak di tengah-tengah masyarakat kita dan bisa menyebabkan korban, korban harta dan lain-lain,” tutupnya.

Dan ini bukan kali pertama Ia menyatakan pembelaannya terhadap syi’ah. Pada pertengahan Juli 2011, dalam pertemuannya dengan para pelajar Indonesia yang berada di Qom (28/4), Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab menyebutkan bahwa sampai saat ini MUI sama sekali tidak pernah mengeluarkan fatwa mengenai kesesatan Syiah.

Pernyataan Umar Shihab dalam membela syi’ah tak pelak jauh dari fakta dan kebenaran, ungkapan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa larangan terhadap syi’ah adalah kebohongan yang nyata.

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ah sebagai berikut:

***

Fatwa MUI thn 1984 Tentang Aliran Sesat Syiah

Bismillahirrahmaanirrahiim

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut:

Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.

Perbedaan itu di antaranya :

  1. Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait,sedangkan Ahlu Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
  2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
  3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
  4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama,sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan umat.
  5. Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib)

Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah

Ditetapkan : Jakarta, 7 Maret 1984 M

4 Jumadil Akhir 1404 H

KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua

ttd

Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML

Sekretaris

ttd

H. Musytari Yusuf, LA

(bilal/arrahmah.com)

http://arrahmah.com/Bilal

Senin, 2 Januari 2012 09:17:17

***

Pengurus PWNU Tanggapi Ucapan Umar Shibab tentang Syi’ah

Wawancara salah satu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr Umar Shihab di statisun TV swasta yang mengatakan MUI tidak pernah menfatwakan ajaran Syi’ah itu sesat mendapat reaksi keras dari salah satu pengurus Syuriah (Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama PWNU) Jawa Timur Habib Achmad Zein Alkaf.

Zein Alkaf yang juga Ketua bidang Organisasi Albayyinat, salah satu lembaga nirlama yang telah 20 tahun secara intens menelitik dan mengkaji masalah Syi’ah ini menilai statement Umar Shihab telah kebablasan dan bertolak belakang dengan keputusan MUI sebelumnya.

“Atas mandat dari mana Umar Syihab mengatas namakan MUI Pusat. Sedang kata-katanya bertolak belakang dengan keputusan MUI Pusat yang terdahulu, “ demikian Zein Alkaf dalam rilisnya yang kirim ke kantor redaksihidayatullah.com, Ahad (01/012012).

Lebih jauh, Zein yang juga pengurus MUI Jawa Timur ini mendesak Umar Shihab diadili MUI Pusat, karena pernyataannya itu justru meresahkan warga Madura.

“Sebaiknya Umar Syihab diadili oleh pengurus MUI Pusat, karena kata katanya justru memperkeruh keadaan di Madura.”

Menurut Zein, pernyataan Syiah tidak sesat seperti mengatakan Matahari itu tidak ada.

“Pernyataan Umar Shihab yang mengatakan bahwa Syiah itu tidak sesat, maka dia sama dengan mengatakan bahwa Matahari itu tidak ada. Sebab kesesatan Syiah sudah difatwakan oleh para ulama diseluruh dunia. Terkecuali Umar Syihab dan beberapa gelintir orang yang mengatas namakan MUI Pusat.”

Lebih jauh dalam rilisnya itu, Zein berpendapat, munculnya pendapat dari tokoh-tokoh belakangan ini, dinilai sebagai kepandaiaan kaum Syi’ah dalam membangun komunikasi dan opini.

“Itu menunjukkan kepintaran tokoh tokoh Syiah yang telah melobi dan memberangus serta mencuci otak tokoh tokoh kita termasuk Umar Shihab,” tulisnya.

“Jadi kalau Syiah dikatakan oleh Umar Syihab tidak sesat, maka Umar Syihab-lah yang ‘sesat’.”

Zein mengklaim tahu persis banyak tokoh-tokoh Indonesia diberangkatkan ke pusat Syi’ah di Iran yang akhirnya kembali dengan pernyataan-pernyataan yang simpati sebagai bentuk dan sikap balas budi.

“Syiah telah menghabiskan bermilyar milyar dolar dalam pemberangusan terhadap tokoh tokoh kita. Mereka ditamasyakan ke Iran dan dibantu baik untuk pribadinya maupun untuk organisasinya. Tapi mereka tidak diberi tahu berapa banyak ulama Ahlussunnah di Iran yang dibantai oleh rezim Khumaini dan berapa banyak ulama Ahlussunnah di Iran yang sampai sekarang mendekam dipenjara penjara di Iran. Karenanya tidak heran kalau ada tokoh kita yang mati matian membela Syiah. Mungkin sebagai balas budi atas kebaikan mereka.”

Guna menindaklanjuti masalah ini, lebih jauh, Zein menawarkan kepada Umar Shihab untuk berdialog masalah Syi’ah secara tuntas.

“Dan kalau Umar bersedia kami atas nama pribadi dan atas nama Albayyinat siap berdialog dengan Umar mengenai kesesatan Syiah.”

Seperti diketahui, dalam sebuah wawancara dengan Metro TV, Hari Ahad malam, Dr Umar Shihab mengatakan, MUI tak pernah memberi fatwa ajaran Syi/ah adalah sesat.

Kunjungan ke Iran

Bulan April 2011 lalu, dalam ceramahnya di hadapan lebih dari seratus pelajar Indonesia yang belajar di Iran, Prof. Umar Shihab jug telah mengatakan tentang Syiah bukan paham sesat. http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=239004

“Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara konstitusi, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada petinggi MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi,” jelasnya seperti dikutip laman media Syi’a, Abna.

Selain menemui para pelajar, Umar juga bertemu Sayyid Farid, seorang Syiah Iran yang sering berkunjung ke Indonesia bertempat di kediamannya di Mujtama Maskuni Ayatullah Sistani, Qom. Kedatangan Umar Shihab didampingi Dr. Khalid Walid, Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI yang saat itu memberikan sambutan pengantarnya dengan menjelaskan kedatangan rombongan MUI ke Iran atas undangan Majma Taghrib bainal Mazahib.*

Foto: Abna

Rep: Panji Islam

Red: Cholis Akbar Senin, 02 Januari 2012

Hidayatullah.com—