Seorang Polisi memotret bangunan yang dibakar massa di desa Karang Gayam, Omben, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12). ANTARA/Saiful Bahri
TEMPO.CO, Sampang - Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, juga menggelar Maulid Nabi. Namun pesantren tersebut mengubah tradisi perayaan Maulid Nabi di Nangkernang.Pemimpin Syiah Sampang Ustad Tajul Muluk bersama kakaknya, Ustad Iklil Almilal, mengubah tradisi yang dianggapnya memberatkan masyarakat. Misalnya tradisi Maulid Nabi yang sudah lama dianggap wajib oleh warga Nangkernang.
Menurut Iklil, karena kewajiban itu banyak warga Nangkernang harus menjual tanah dan barang berharga lain demi bisa menggelar acara Maulid Nabi. Setelah Maulid selesai yang tersisa hanyalah tumpukan utang.
Iklil dan Tajul mengubah tradisi itu dengan menggelar acara Maulid Nabi bersama di langgar dan tidak perlu digelar di masing-masing rumah warga. Warga cukup membawa hidangan semampunya untuk dimakan bersama. "Meski kami Syiah, kami tetap gelar Maulid Nabi," kata Iklil, Jumat 30 Desember 2011.
Kompleks Pesantren Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, dibakar massa kemarin, 29 Desember 2011. Pesantren itu terdiri atas toko kelontong, gedung taman kanak-kanak, musala, asrama santri, dan pengajar serta rumah Tajul Muluk. Lokasi pesantren ini sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Sampang.
http://www.tempo.co/read/news/2011/12/30/058374478/p-Kami-Syiah-Tetap-Gelar-Maulid-Nabi
0 komentar:
Posting Komentar